Minggu, 04 Desember 2011

Massa FBR Bakar Pos Pemuda Pancasila

Nahyudi
31/07/2011 13:59
Liputan6.com, Depok: Puluhan anggota Forum Betawi Rempug atau FBR membakar pos Pemuda Pancasila (PP) di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Jawa Barat, Ahad (31/7) siang. Dengan membawa samurai, celurik, golok, dan senjata tajam lainnya, massa FBR ini bertindak anarkis. Polisi pun tak bisa berbuat banyak menghadapi aksi itu.

Tidak ada korban jiwa dalam aksi ini. Diduga, aksi ini dipicu pengrusakan posko FBR di Jalan Nusantara, Depok, dini hari tadi. Hingga kini, polisi belum dapat dikonfirmasi penyebab pasti pembakaran pos Pemuda Pancasila.(BOG)




Jumat, 14 Oktober 2011

Pancasila Kuat Hadapi Ujian dan Cobaan

06-Jun-2011

Perjalanan panjang bangsa Indonesia telah menjadi bukti betapa kuatnya Pancasila menghadapi ujian dan cobaan. Demikian disampaikan Ketua DPR RI DR.H.Marzuki Alie, dalam pidato tanpa teksnya yang mengebu dan penuh semangat di hadapan masyarakat Bali saat acara peluncuran buku terbesar kelahiran Pancasila, Denpasar (1/6).
Marzuki yang datang sebagai Ketua DPR RI atas undangan resmi yayasan Bung karno, Dalam pidatonya selama 25 menit, menjelaskan bahwa semasa orde baru, Pancasila adalah suatu alat legitimasi, tetapi setelah reformasi pancasila justru terlihat mulai terpinggirkan, “dimasa reformasi ini Pancasila seolah hanya berada di dalam Preambule, banyak sekali kejadian saat ini dimana sudah tidak ada lagi rasa saling menghargai sesama anak bangsa”.ujarnya. Untuk itu, nilai nilai luhur Pancasila harus segera direvitalisasi kembali, dan  kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada pengurus yayasan Bung Karno atas adanya ide peluncuran buku terbesar ini, lanjutnya di hadapan ribuan masyarakat Bali.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, pada kesempatan yang sama menguraikan bahwa Bung Karno sebagai pencetus Lima Sila selalu mengajarakan kita harus saling menghargai agar tidak terjadi keretakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”Kita juga harus mewaspadai setiap tindakan yang ingin mengingkari Pancasila”. Katanya.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Gubernur, Ketua DPRD Bali,AA Oka Ratmadi,SH yang juga menjabat sebagai  Penasehat dalam Yayasan Bung Karno, menyatakan bahwa tidak menjadi soal mana yang lebih dulu mencetuskan ide peluncuran buku, yang penting adalah kita harus saling menghormati,”tidak menjadi persoalan besar bagi masyarakat Bali, karena dalam naskah Kuno Bali yang tertulis di daun lontar, Pancasila sudah ada dan sudah menjadi bagian penting dari budaya Bali, ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya,Gus Marhaen seorang tokoh muda Bali yang memiliki hubungan erat dengan tokoh politik nasional, tokoh masyarakat Bali, dan menjabat sebagai Ketua yayasan Bung Karno, menguraikan tujuan peluncuran buku tersebut adalah untuk mengingatkan kepada kita semua betapa pentingnya Pancasila bagi sebuah Dasar Negara,”Pancasila adalah satu satunya dasar negara di Indonesia, kami sebenarnya memiliki ide sejak lama untuk menerbitkan buku ini, harusnya sejak tahun 2010 buku ini sudah kami terbitkan, tetapi karena kami lakukan penyempurnaan maka, baru dapat kami luncurkan sekarang,bertepatan dengan tanggal 1 Juni, dimana semua anak bangsa merayakan hari kelahiran Pancasila’, ujarnya bersemangat.
Ketika diwawancara dalam dua tempat berbeda, Gus melanjutkan, isi dan manfaat buku yang diluncurkan sudah sangat besar,”Baik isi bentuk,maupun manfaatnya, buku ini sudah sangat besar, buku ini menyangkut semua aspek sosial kehidupan berbangsa dan bernegara.Tidak dapat disangkal lagi karena Pancasila adalah wajib hukumnya bagi siapapun juga, Urainya. Ketika diminta tanggapannya tentang P4 dan BP 7 semasa Orba, Gus dengan tangkas dan lugas menjawab bahwa dua hal tersebut adalah hal yang sangat penting dalam upaya kita melestarikan dan mengamalkan Pancasila,”Semua itu memang sangat diperlukan, dua hal itu sekarang menghilang karena oknum yang payah, seharusnya sistem jalan, rezim tetap rezim, katanya.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Gus, Wakil Ketua DPRD Bali Ketut Suwandhi yang diwawancara  empat mata di ruang VIP 2 bandara Ngurai Rai,Bali, mengungkapkan bahwa kondisi saat ini tentang pengamalan nilai nilai luhur pancasila, sangat parah dan sangat mengenaskan. “Pancasila kalah dengan hiruk pikuknya sepakbola, kami sangat mensuport kegiatan ini karena saat ini kami melihat pendidikan Pancasila sudah sangat terabaikan,” Padahal Pancasila adalah dasar bagi pembentukan karakter, wajib hukumnya terhadap upaya pelajaran pancasila yang perlu ditingkatkan, Suwandhi menambahkan, “ini merupakan momentum bagi masyarakat Bali, pembelajaran yang sangat berharga.
Mewakili kalangan TNI / POLRI yang hadir dalam acara tersebut, Pangdam Udayana Mayor Jenderal TNI Leonard, menyatakan dalam pidatonya bahwa TNI sangat mendukung terbitnya buku tersebut, “TNI bangga, atas peluncuran buku ini, TNI melihat bahwa kondisi saat ini Pancasila sudah menglami degradasi dalam masyarakat, kami siap membantu setiap kegiatan dalam upaya mensosialisasikan Pancasila, agar Pancasila tidak sekedar menjadi simbol belaka.
Hasil pengamatan di lapangan, masyarakat Bali terlihat begitu antusias dengan adanya peluncuran buku tersebut, ribuan orang berdatangan ke lapangan Makorem 163 Wirasatya. “Masyarakat Bali sangat menjaga Pancasila kami hidup rukun dan damai walaupun ada perbedaan diantara kami, demikian tanggapan seorang warga ketika ditanya perihal kehidupan berpancasila dalam lingkungan warga Bali.
Acara peluncuran buku yang berlangsung selama hampir 2 jam, dan dimulai dengan penampilan apik mahasiswa/I dalam mementaskan tari Mahendrata, menciptakan suasana berbeda yang mengiringi peluncuran buku dengan ukuran 6x3 M.
Tiga jam sebelum kedatangan Ketua DPR RI, Bandara Ngurah rai mendapat ancaman Bom melalui SMS, sehingga membuat Polda Bali menurunkan Tim Gegana guna menyisir Bandara (Djst) foto:parle

Bitung Mulai “Lupakan” Kesaktian Pancasila



Kesaktian Pancasila Bitung Mulai “Lupakan” Kesaktian Pancasila
Upacara (foto beritamanado)
BITUNG—Peringatan hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober rupanya mulai pudar dan dilupakan dikalangan pejabat maupun masyarakat Kota Bitung. Buktinya, dalam pelaksanaan upacara hari Kesaktian Pancasila yang dipusatkan di lapangan kantor Walikota, Sabtu (1/10) pagi sangat minim peserta.
Dari pantauan Beritamanado, upacara yang dimulai tepat pukul 07.00 Wita itu hanya diikuti sejumlah peserta saja. Ini terlihat dari barisan peserta yang ada dilapangan yang hanya terdiri dari Kodim 1310, Marinir Lantamal VIII, Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Dearah, KPLP, PNS yang jumlahnya tidak lebih dari 20 orang, Paramuka dan perwakilan siswa SMA serta Korsi.
Belum lagi sejumlah pejabat yang diduduk ditribun, dimana ketika Wakil Walikota, mulai berdiri sebagai inspektur upacara, sejumlah kepala SKPD, Lurah, Camat dan anggota DPRD serta undangan lainnya secara tergopoh-gopoh bergabung dengan peserta lainnya. Demikian pula ketika laporan Komandan Upacara, Kapten Inf Sanggel dari Dodik Secata B kepada Lomban jika upacara telah siap dimulai, barisan Polres Bitung baru terlihat menyusup dibagian belakang peserta upacara yang lain.
“Semua instansi, baik vertikal kita undang untuk hadir dalam upacara hari Kesaktian Pancasila hari ini. Bahkan para tokoh agama dan masyarakat serta veteran kita sudah undang tapi sayang hanya sebagian yang hadir,” kata Bendahara Panitia Hari-hari Besar Pemkot Bitung, Yossy Kawengian.
Terutama veteran yang tidak terlihat satupun dalam pelaksanaan upacara, menurut Kawengean kemungkinan karena masalah jam. Mengingat pihak Kawengian mencantumkan diundangan pelaksaan upacara tepat dimulai pukul 7.00 Wita.
“Biasanyakan upacara seperti ini selalu kita mulai pukul 8.00 Wita, tapi mengingat ada Juknis dari pusat soal waktu pelaksanaan harus pukul 7.00 Wita jadi kita ikuti. Dan mungkin ini yang menjadi penyebab banyak peserta yang terlambat serta tidak hadir,” katanya.
Pun demikian, upacara peringatan hari Kesaktian Pancasila tetap berjalan dengan hikmat. Kendati suara terompet yang dimainkan korsi terdengar fals dan sumbang, mengiringi para peserta upacara menundukkan kepala mengheningkan cipta.
Sementara itu, selain Lomban yang ambil bagian dalam upacara ini, Ketua DPRD Kota Bitung, mendapatkan tugas membacakan naskah ikrar. Disaksikan sejumlah pejabat lainnya seperti, Kapolres Bitung, SIK, Ketua Pengadilan Negeri, , Sekkot, Edison Humiang, dan seluruh Kepala SKPD Pemkot Bitung.(en)

Presiden SBY Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila

Djati Darma dan Cosmas Gatot  

02/10/2011 04:03

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta timur, Sabtu (1/10). Tepat pukul 08.00 WIB, Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono serta Ibu Herawati memasuki tempat upacara.

Upacara yang berlangsung sekitar 20 menit ini berlangsung hikmat. Tema upacara ini adalah dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila kita perkokoh semangat persatuan dan kesatuan menuju Bangsa Indonesia yang berkarakter. Dalam upacara ini, Ketua DPR Marzuki Alie membacakan ikrar Bangsa Indonesia.

Hadir dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah para ketua lembaga negara. Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua dan jajaran perwira TNI juga hadir.(BOG)

Sumber : http://berita.liputan6.com/read/356016/presiden-sby-pimpin-upacara-hari-kesaktian-pancasila